Laman

Rabu, 27 April 2011

DoReMi 1

DO
Ketika Do, air mataku tak kuasa lagi
Deraian yang tak kunjung henti
Lantaran cinta kumiliki dengan sepenuh hati
Dalam Do kumengerti, cinta tak selalu memiliki
RE
Re mengajariku tanpa ada batasan
Cinta tak mengerti batas negara
Sebab bagaimana cinta tak kuberikan dengan hati
Mi
Kala Mi menyapaku, hatiku tlah kuyu
Menahan luka perih sebab Do
Mi mengerti diriku yang rapuh dan luluh
Kutahu Mi malaikat akhir itu
Maka Mi mencoba kekuatanku
Seberapa tangguhkah DOREMI cinta
Hadapi ujian-ujian cintanya
DOREMI
Kisah cintaku hiasi nada-nada
Mengenal sari pati hidup dalam sua yang lama
Hanya di DO dan MI ku mengerti
Makna cinta yang rapuh namun utuh
Hati yang sepenuhnya kulabuhkan cinta
Seperti layar-layar dalam sentuhan gurindam malam
Mengikuti alunan sabda tuhan nan hakiki
Ku yakini dalam hati ini
Sekuatnya tak kan ada lagi untaian nada selanjutnya
Karena kumengerti, tuhan menuntunku saat ini
Seperti cinta yang terkadang terlalu rumit

DoReMi 2

Ditahbiskan ini, diartikan itu
Hanya hati yang mampu beri jawab
DO
Dalam Do kuakhiri, senja dalam hatiku
Tak kan lagi ada….
Keyakinanku dalam mencintai
Seperti kulit dan tulang yang kukuh
Sebab mencintai serupa konsekuensi
Hanya DO dan MI yang fahami
Lantaran RE hanya ia mencintai tanpa kucintai
Namun RE mengajariku
Bagaimana cinta tanpa batas yang menghalangi
Bahwa cinta kan menemukan kekuatannya
DOREMI
Selaksa skenario tuhan dalam labirin kehidupan
Tuhan, cita dan cinta…
Ketiga aspek yang buatku bertahan hingga
Puluhan realita ini menghujamku
Menusuk serupa jarum-jarum pengait
Mencoba seberapa tangguhkah aku…
Ku yakini, cinta ini sepenuhnya
Dalam sabda tuhan sebagai penuntunku…



Purwosari, 12 juni 2010
Dari suasana hati Sb. Rahma

Teka-teki Hati

Aku merpati yang tiada angkasa
Tuk terbang dalam tetapan masa
Bunga yang tak miliki tanah
Tuk berakar di satu daerah
Kali ini gerbangku tertutup
Frekwensinya melemah pendek
Teri basi, angka hoki, kotak mati, merak hati!
Teka-teki apalagi?
Kadang dunia jadi sangsi
Hanya karena aku butuh kata sendiri
• Dalam kotak mati irama terpati
• Untuk angka hoki jelmaan iblis belibis
• Bahwa teri basi kadang begadang
• Lantas bagaimana ada merak hias hati?
Adakah yang lebih phobia dariku?
Tentang hidup berjuta perih sembilu
Tapi aku masih berdarah merah
Beruntung aku tanpa luka tercabik lebar
Dari besi karatan berbara tajam
Ingin, seribu tekadku menciumi mereka
Yang kulitnya merah berbalut nanah
Kepala bopeng-bopeng dihantam missiu
Fosfor putih menyedot daging-daging suci
Kalahkan roti kudus yesus dipagi rohani
Aku….
Merpati tiada angkasa
Bunga tanpa daratan
Namun hidup masih berjalan…
Purwosari, 5 Maret 2009

Ekpresi ‘A’

Rellora…Rellora…Rellora…!!
Kedai kecil ditepi bukit sangkar bumi
Diterpa bising tak bertepi
Jauh menyiar peluh tatanan angkuh
Rellora menyeka tangis tentang aking
Dan kedai pun tergulung tanah besi hilang hati
Rellora…Rellora…Rellora…!!
Dipeluk kantong-kantong duka
Duduk-Tidur-Makan bahakan kencing!
Hanya menatap kentucky sambil menggenggam aking
Menatap Sophie Martin seraya berlenggak-lenggok
Dengan menjinjing tas kereseknya
Ia bermimpi…
Jadi artis seperti di TV
Berlari ia tanpa letih
Kembali masuk kedai
Ia jadi artis
Dalam dentum musik cord
Dugem istilah magicnya
Rellora…Rellora…Rellora…
Tenggelam diantara gelap kedai
Tak tersibak tabir batinnya
Asal ia jadi artis
Dari kedai, karena kedai, termakan kedai
Bukan salah ia begitu…
Ia hanya korban…

Pengamatan Sb. Rhma
Purwosari, 11 Maret 20010

Gengsi Terpeta

Sekat yang bukan sekedar
Semu serupa fatamorgana kala purnama
Ada baying tak terjamah, tak berubah
Menjabarkan keabstrakusan rasa
Sembunyikan nyanyian cinta dalam kaca nebula
Akh…ada gengsi terpeta
Antara dua hati yang berani kenali cinta
Tergeletak lesu, lunglai, trauma, depresi
Tertawa bahagia, ceria, berbinar, gembira
Semua atas peran dewi cinta
Selalu begitu di tiap tangis menyentuh tawa
Semerbak tawa ternodai tangis jua
Sama…
Hanya gengsi dominasi hati
Tapi cinta tak mampu di halau lagi
Antara dua jiwa terpisah lara
Jadikan nuansa kala bertemu
Di pertemuan kedua….


Dari suasana hati Sb. Rahma
Purwosari, 18 juni 2010

Rasa Yang Terpantul

Dalam yang tercipta bak oase
Bening, teduh, namun angkuh
Tergelar begitu saja layaknya misteri
Makin panjang dan dalam
Tatkala ku salami lekat-lekat
Saat kusadar dalam menit berikutnya
Ada rasa yang tak kupahami
Yang masih terlalu rapuh tuk disentuh
Yang suci seperti bayi
Hmm….Cintakah?
Aku belum faham secara pasti
Namun rasa ini kuyakini
Ku sematkan dalam bingkai hati
Dalam kusen-kusen jendela sukmawi
Bak mawar darah menghias diri
Atau wangi melati putih suci
Yang dihantar sang merpati
Kelilingi hijaunya dewi pertiwi…


Dari suasana hati Sb. Rahma
Purwosari, 22 juni 2010

Tanya Cinta

Apabila cinta telah menjelma dalam hatiku
Mulutku kelu tuk jelaskan
Rasioku mendadak rentan tuk dikendalikan
Apabila wangi cinta telah membiusku
Tak dapat kumengerti apa mau hati
Tak dapat kusangka apa mau dikata
Tak dapat kujelaskan gemuruh kerinduan
Akh cinta…Kadang buatku jadi tak memahami
Rasa yang kualami sendiri, namun pasti
Tak akan ku nodai makana dari cinta itu sendiri
Bahwa cinta bukan nafsu belaka
Bahwa cinta bukan gengsi belaka
Bahwa cinta bukan karena terpaksa
Tapi cinta lillahi ta’ala…


Dari susasana hati Sb. Rahma
Purwosari, 2 juni 2010

mY describing about love

When I falling in love…
My heart will gether with fly
Share the sprinkle of glory night
Acompanny the star and blue moon
To reach manything that amazed
And I can’t say anymore
Because… I love him based on my god
I’ll be more and more strong
If he always beside me, acompanny and smile for me
Deep from my heart, I say, I love you Dzie…





Dari suasana hati Sb.Rahma
Purwosari20 Juli 2010
Especially for Dzie…

Titik awal

Tanpa alasan…
Mengalir ibarat air…
Berderak sealir darah
Menggema dalam palung jiwa
Tak ku sadari hatiku tlah terbawa
Dalam kepekatan malam-malam Mei
Menelusuri virus apa infeksi hati
Yang kurasakan dalam detik selanjutnya
Ini cinta…
Hanya lagi-lagi naluriku mengusik
Aku rapuh jiwa terluka
Pada Yang Esa ku gantungkan tanya
Silahkan jawab, ku kan mengungkap
Ini awal bukan akhir….


Dari suasana hati Sb. Rahma
Selasa,15 Juni 2010

I feel…

Denyut yang tak ku kenali sebelumnya
Berdenyut manja dalam dada
Seakan tak ingin lepas dan menjauh
Utuh ku miliki disini
Namun takdir menjwab lain
Ingin kisahkan yang tak biasa
Buat rasa ini remuk redam menahan rindu
Demi cinta nan luhur, mendesau di ujung langit
Seperti bintang gemintang menjawab
Bagai kesiur angin mendenging gemertak
Kulukis kanvas itu dengan
Merahnya perjuangan
Putihnya kesucian
Dan jingga karena cinta
Biru, ungu, kuning atau kelabu
Sulit sebenarnya kulukiskan lewat lagu
Namun satu diucap sebab rindu
Akan rasa yang kujaga selalu
Cinta ini kumiliki karenamu…


Dari Suasana Hati Sb. Rahma
Selasa, 17 Agustus 2010

Stomata Cinta

Kau serupa merpati diantara lainnya
Terbang lepas membelah cakrawala
Lantas kau letakkan sebuah kelopak dari tamn-taman cinta
Dihatiku yang kerontang tanpa daya
Kubiarkan ia tumbuh hingga berbunga aneka warna
Kurasakan kesejukan dihatiku seketika
Tiada lagi hati tandus sebab lara
Tapi kau jahat !
Kau nakal !
Ketika kuncup-kuncup cinta mulai bermekaran
Kau biarkan aku sendirian menanggungnya
Sedang kau terbang entah kemana
Merpatiku cinta…
Kutunggu kau di ujung nyata
Setelah raih semua cita


Dari suasana hati Sb.Rahma
Purwosari,21 Agustus 2010

Jeritan Kalbu

Kasih…Biar ditulis seribu kali
Laila- Majnun, Rome- Juliet, Ataupun Arjuna- Srikandi
Mengapa tak ada yang mewakili perasaanku secuilpun?
Rasa yang menetes perlahan…
Bak setetes embun di bening pagi sang dewi
Dari rasa tanpa suara, tak ada awalnya
Lantas mengakar kokoh dalam sarat jiwa
Bukankah ganjil??
Namun itulah cinta
Membingungkan juga mendebarkan
Buat rasamu dan rasaku remuk redam menahan rindu
Jadi satu bersama seluruh rambu-rambu
Kau dan aku adalah bukti kesekian kali
Tentang hakiki yang abadi
Begitu pula kau, jangan buatku membeku
Lantaran telah kau curi sebentuk cintaku
Kau satukan dengan sebentuk cintamu
Hingga menyatu tak lepas waktu....


Sengonagung, 5 Desember 2010
Dari suasana hati Sb. Rahma

Jeruji Penguji

Jiwa ini luruh dalam rapuh
Akan panggilan laksana jeritan jahannam
Yang datang bergantian mencekik pati
Remuk sudah gedebam cita- cinta
Dirangkul cakar-cakar serupa pedu sembilu
Kau masih disana.... Ku masih disini
Menunggu waktu berikan toleransi
Sungguh, sakit ini belum sembuh hingga kini
Kau yang menyekanya hingga tawa tersembul dariku
Tapi tuhan tetap penyayang
Disiramkannya lagi lara tuk kita berdua
Berharap sabar hadapi jeritnya
Dan kita bertahan tuk kebahagiaan
Nan abadi kata Tuhan....


Sengonagung, 11 Desember 2010
Dari suasana hati Sb. Rahma

Selubung Rindu

Ini bukan lagi yang ada
Sebagaimana malam-malam
Merajut mimpi di kegelapan
Rasanya sedikit jingga
Hanya tertumpu pada nyanyian sunyi
Yang menggelitik diri tuk mengetahui
Sindrom apa menyandra hati?
Sebab ku tahu ku bukan lagi subuh pagi
Kini hari telah sedikit siang
Hampir merasuk pada heningnya senja
Maka izinkan ku ungkapkan sejenak
Cinta ini membingungkan ku
Ada rindu yang menjelma di kegelapan
Namun hati cukup malu tuk akui
Apalagi katakan jika malamku
Mencipta bayangmu di bohlam itu
Sesak rasanya…
Dua mingguku kulalui tanpamu
Jika tahajudku kemudian berisi tentangmu
Juga do’a yang panjang tercipta begitu saja
Jangan tanyakan padaku…
Karena aku pun tak tahu
Dari mana semua itu berasal
Yang ku tahu hanya sebatas rasa
Inginkan kehadiranmu disini…


Dari suasana hati Sb. Rahma
Purwosari 15 Desember 2010

Gelisahku Untuk Cinta

Cinta… Pedih dimatamu jadi perih dihatiku
Jika kau menyadari saat kau lihat mataku
Ada seribu resah yang mengiringi keresahanmu
Mengikuti kegundahan batinmu
Cinta… Inginnya tangan ini menghapus kabutmu
Namun rasanya belum boleh kulakukan itu untukmu
Hanya untaian do’a slalu kupinta ditiap jamku
Agar kau selalau dalam lindunganNya
Dalam ridho dan tuntunanNya
Cinta… jujur dari relung haiku
Aku merindukan senyummu…
Senyum yang membuatku ikut tersenyum
Menyapa hari penuh semangat nan ranum
Tapi sekarang, dengan apa kukembalikan
Senyummu yang mendadak hilang
Seolah ceriamu juga menguap terbang
Tersenyumlah cintaku…
Sambut harimu slalu…karena ku tak ingin kau layu
Cinta ini tak kan pernah meninggalkanmu
Karena hatiku tak mau pindah dan beranjak
Kini…ku hanya bias menunggu kehendak kuasa
Sang Maha Cinta, Allah Azza Wa Jalla...


Purwosari, 30 Januari 2011
Dari suasana hati Sb.Rahma
For Dzie.

Harpa Sang Mentari

Sosokku…
Berdiri jauh merentas arak-arakan awan
Menyusup dalam singgasana tak berbayang
Memuja Hyang Esa, memuji gema malam
Ketika bertanya sosok itu,
“Dimana wangi bumimu, mengapa hanya angkasa,
Kau kutib dalam naskah sejarahmu?”
Aku diam hanya memandang
Tanpa kata, hanya menerawang
Ku tatap erat seruan-seruan tirta diri
Entah mengapa selalu mengutus mencapai surya Illahi
Diriku hanya sanggup menjalani
Tak berani ubah skenario Gusti
Do-do-Re-re-Mi-mi-DoReMi
Dering-dering nada kehidupan menuju falsetto
Kian lama kian mendemo
Menggedor-gedor gerbang jiwa di Astana Apollo
Kemudian bertahan selamanya untuk kesetiaan
Selamanya…
Sampai siluet memanggil kelam
Tuk kenakan jubah malam keperakan….

Dari suasana hati Sb.Rahma
Purwosari, 23 Oktober 2010

Nama Yang Hilang

Mendadak pudar
Raib didera gundah malam
Entah siapa jadi empunya
Munguak jam panjangku dijuwita kelabu
Ada satu yang tersisa
Hanya satu
Begitu saja mengusik hariku
Dengan bayangnya yang bersemu kemerahan
Akankah lama ia bersamaku disini?
Hanya DIA yang tahu
Cukup DIA jadi pengatur dentang kehidupan
Cinta salah satunya
Dalam setiap sedu sedanku
Nama itu menucul
Mengusir semua itu dengan denyut nadinya
Hingga hilang punah nama pertama
Karena tangis selalu dicipta olehnya
Hingga nama itu menghapus tangisku
Selalu, selamanya…
Begitu bunyi deringan panjatku pada DIA…




Dari suasana hati Sb. Rahma
Dalam kesunyian semu bulan Maret
Ma. Darut Taqwa, 21 Maret 2011

Salahkah?

Bintang itu tersipu dipingan awan yang menguak satu-satu
Menyemai pilu, berbaris penuh rindu
Terpeluk sunyi yang lama-kelamaan merapuh
Oh Salahkah?
Bila bara itu mengaum dihitamnya keanggunan
Yang lama tertidur dalam pesona Maha Diam
Salahkah?
Karena bintang tetaplah bintang
Piranti miliunan angkasa petang
Dating tanpa undangan dan permintaan
Bukan kehendak siapa saja
Namun salahkah?
Bila tercipta jutaan Tanya di nebula
Menyeringgai di batas horizon seperti tawa
Pinta jawaban dari seonggok rasa tanpa suara
Jadi salahkah?
Jika rasa itu mencuat begitu saja dalam sergapan Andromeda
Kemudian berkembang sepat menggeliat hebat
Apa salah?


Dari Suasana Hati Sb. Rahma
Purwosari, 15 Maret 2011

Selasa, 26 April 2011

Balada Pencari Cinta

Kesiur angin menjelma jadi kelabu
menyisakan sajak-sajak panjang dalam kekelaman
Entah mengapa saat itu hatiku jadi membiru
Hingga kaku bak bongkahan salju kutub utara
Karena dia hanya membungkam…
Entah mengapa, mungkin ada pengganjal
Dalam jiwa yang rapuh penuh pengekang
Sanggupkah sosok itu bertahan ??
Lantaran ia hanya memerlukan penopang
Dalam hidupnya, untuk cintanya…


Dari Perasaan Sb. Rahma tentang Dzie
Purwosari 18 Maret 2011

Balada Pencari Cinta

Kesiur angin menjelma jadi kelabu
menyisakan sajak-sajak panjang dalam kekelaman
Entah mengapa saat itu hatiku jadi membiru
Hingga kaku bak bongkahan salju kutub utara
Karena dia hanya membungkam…
Entah mengapa, mungkin ada pengganjal
Dalam jiwa yang rapuh penuh pengekang
Sanggupkah sosok itu bertahan ??
Lantaran ia hanya memerlukan penopang
Dalam hidupnya, untuk cintanya…


Dari Perasaan Sb. Rahma tentang Dzie
Purwosari 18 Maret 2011

Tasbih Di Penghujung Siang

Sakura mendadak jatuh dalam dekapan Shiwa
Kadang menjelma layaknya Gayatri muda
Mencengkeram sekelumit lara hati sang dara
Kau itu…
Kau kejam sekali!
Menusukku dengan pedang asmaramu
Menyayat-nyayat kalbuku semau perutmu!
Jadikan luka baru bernama ‘Rindu’
Kapan kau mengobatinya? Kapan?!
Siang malam buliran dzikir kurapalkan
Mengaharap tuhan mau mendengarkan
Tentang gelisah dalam relung terdalam
Kemana Kau?!
Kenapa diam saja tak mau menjawab?
Apakah dusta itu akan terus kau lanjutkan?
Menafikkan perasaan yang berkobar didadamu
Demi kehormatan dan nama besarmu
Aku tahu tetes cinta itu juga mengusik mimpi malammu
Tapi kau tak mau menyapanya
Nanti kau akan tahu
Saat aku terlalu jauh dari gapaian tanganmu
Dan kau kan rapalkan pula dzikir pada tuhanmu
Dengan tangis penuh harap
Agar tuhan mendengarkan pintamu


Dari suasana hati biru Sb.Rahma
Purwosari, 19 Maret 2011

Abstrak

Denyut seirama denyut
Hanya kata pada gores tinta terlarut
Polesan yang tersandung dawai-dawai
Entah selintas apa dalam risalah hati
Mungkin cinta mungkin benci
Terbaca kala mata jujur mengakui
Jantung bukan lagi jantung berdebar
Eksotik, bukti hati tengah terbakar
Mungkin benci enggan singgahi hati
Biarkan cinta meraja di persada
Namun luka itu masih merah, berdarah
Ada ketakutan, trauma jadi paranoid
Tak ingin lagi teteskan air mata sebab cinta
Hanya kali ini berbeda…
Yang sajak dihantar do’a-do’a
Jawab-menjawab sekali tuk kembali
Kadang membuncah serupa kilat gemerlap
Kadang utuh, yakin, selaksa rantai-rantai Berlin
Hingga semua tuk jadi semu belaka
Karena suci selamanya kan abadi
Menekuri bayang diri di jendela nurani…


Dari Suasana hati Sb. Rahma
Purwosari, 12 Agustus 2010